Cara Menurunkan Berat Badan yang Aman untuk Penderita GERD atau Gastritis

By | Januari 3, 2023

Halo, Flimty Army! Taukah kalian apa perbedaan GERD dan gastritis? GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease adalah kondisi dimana menelahnya katup atau sfingter yang terletak pada kerongkongan bagian bawah sehingga mengakibatkan naiknya isi lambung ke kerongkongan atau bahkan sampai rongga mulut. Sedangkan gastritis adalah peradangan pada dinding lambung yang disebabkan oleh infeksi. Gejala GERD dan gastritis juga berbeda dan perbedaannya terletak pada letak nyeri atau rasa terbakar yang muncul, dimana GERD akan timbul rasa terbakar atau panas di dada (heartburn), sedangkan gastritis rasa terbakar di atas perut atau ulu hati.

Cara Menurunkan Berat Badan yang Aman untuk Penderita GERD atau Gastritis

Kebanyakan orang yang memiliki penyakit GERD atau gastritis dengan berat badan berlebih akan sering merasa kesulitan ketika ingin menurunkan berat badan, karena hanya berniat untuk diet saja gejala kekambuhan tersebut sering muncul sehingga muncullah rasa cemas apabila saat diet malah akan timbul kekambuhan dan membuat diet menjadi tidak nyaman. Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan berat badan pada penderita GERD atau gastritis yang aman, yaitu:

1. Makan dengan Jadwal Teratur

Makan dengan teratur dapat membuat lambung menyesuaikan diri dan mengantisipasi kapan tubuh mendapatkan makanan. Hal tersebut membuat asam lambung dikeluarkan pada waktu yang tepat sesuai jadwal.

Baca Juga: Tips Mengendalikan Nafsu Makan yang Berlebih

2. Makan Sedikit Tapi Sering (Small Frequent Feeding)

Makan dalam porsi sedikit tapi sering dapat membantu mengurangi tekanan di perut. Tekanan perut yang lebih tinggi dapat menyebabkan LES menjadi relaks, sehingga membuat isi perut mengalir ke esofagus. Porsi makan berlebih bisa membuat otot esofagus menjadi kewalahan sehingga reluks dapat terjadi. Bagi penderita gastritis, apabila metode ini diterapkan maka tidak akan membuat lambung menghasilkan asam lambung berlebih.

Frekuensi makan yang dianjurkan adalah 3 kali makan utama dan 2 kali makan selingan, karena tujuannya untuk menurunkan berat badan maka perlu adanya pembatasan kalori yang dikonsumsi. Kunci dari penurunan berat badan adalah jumlah kalori yang masuk harus lebih sedikit dari kalori yang dikeluarkan. Konsumsi camilan dapat memilih jenis makanan yang sehat, seperti: salad buah, salad sayur, jus buah sayur, roti gandum, dan sebagainya.

3. Perbanyak Asupan Serat

Fungsi serat di sini adalah membantu mengurangi gejala kekambuhan, mengenyangkan, dan di sisi lain juga membantu menurunkan berat badan. Makanan sumber serat, seperti: kacang-kacangan, oatmeal, roti gandum, buah-buahan, dan sayuran.

4. Hindari Makanan yang Merangsang Kekambuhan

Makanan-makanan di bawah ini merupakan makanan yang dapat memicu timbulnya rasa kurang nyaman di perut hingga terjadi kekambuhan, antara lain:

  • Makanan asam, yaitu: nanas, jeruk, jeruk bali, lemon, jeruk nipis, dan sebaginya
  • Makanan pedas dan berbumbu tajam, yaitu: cabe, merica, lada, lada hitam
  • Makanan berminyak, yaitu: gorengan
  • Makanan dan minuman berkafein, yaitu: coklat, kopi, dan sebagainya
  • Makanan bergas, yaitu: sayuran (kool, kembang kool, lobak, sawi, nagka muda, dan sayuran mentah), buah (durian, nanas, nangka, cempedak, dan buah yang diawetkan)
  • Minuman bergas, yaitu: soft drink dan minuman bersoda lainnya
  • Makanan bersantan, yaitu: santan kental

Baca Juga: Tips Memilih Makanan untuk Menurunan Berat Badan Pada Penderita Asam Urat

5. Hindari Berbaring Setelah Makan

Ketika seseorang berbaring setelah makan akan membuat naiknya isi perut ke esofagus. Maka disarankan untuk memosisikan badan dengan tegak (berdiri atau duduk tegak) selama 2 – 3 jam setelah makan. Cara tersebut dapat mengurangi risiko refluks. Apabila isi perut sampai naik ke esofagus maka program diet yang sedang dijalani akan terganggu.

Selain menerapkan cara-cara di atas, tidak lupa untuk tetap rutin berolahraga minimal 30 menit/hari, memperhatikan asupan kalori yang masuk yaitu dengan pembatasan kalori sebanyak 500-1000 kalori/hari, waktu tidur yang cukup (7-9 jam/hari pada orang dewasa), dan kelola stress dengan baik. Apabila masih bingung, segera konsultasikan dengan ahli gizi pribadi Anda. Semoga bermanfaat. (Yunita Tri Fatma Sari, S.Gz, RD)

Referensi:

Kemenkes RI. 2011. Leaflet Diet Lambung. Diakses pada 2022

Healthline. Gastritis Diet: What to Eat and What to Avoid. Diakses pada 2022.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *